21 Oktober 2009

Up Date Hasil USG – Pindah Bidan

Senangnya, ketika melihat hasil USG untuk kedua kalinya. Hasilnya mengarah pada keterangan positif. Jika dua minggu sebelumnya posisi D’Baby sungsang, sekarang tidak lagi. Posisi kepala sudah di perut bagian bawah, menghadap ke kanan alias posisi punggung D’Baby ada di bagian kiri perut Bunda. Pantas saja, belakangan Bunda sering merasakan tendangan dan getaran lebih aktif di bagian kanan – ooohhh… ternyata ini karena posisi D’Baby toh!

Sekadar informasi, selama dua minggu sebelum periksa, Bunda sering melakukan posisi senam antisungsang yang dianjurkan dokter. Pokoknya, demi posisi terbaik D’Baby, Bunda pasti sempatkan untuk nungging selama 5-10 menit – biasanya selepas shalat Subuh dan pas mau tidur malam. Caranya gampang kok, posisi senam antisungsang hampir sama dengan posisi sujud ketika shalat. Hanya saja, bagian kepala menghadap ke kanan/kiri; bagian dada disanggah bantal kecil agar pernafasan lancar; dan kedua kaki (dari bagian lutut) diangkat sedikit.

Selain berita di atas, kebahagiaan Bunda dan Ayah makin lengkap. Hasil pemeriksaan untuk jenis kelamin D’Baby adalah perempuan. Wuih… bahagianya, meskipun Bunda dan Ayah tidak mematok secara resmi keinginan akan jenis kelamin D’Baby kelak – kuncinya, yang penting sehat dan baik. Trus, yang membuat Bunda dan Ayah terkagum-kagum adalah ketika melihat secara jelas anggota tubuh D’Baby, seperti kaki dan tangannya yang mungil. Belum lagi ekspresi wajah dan gerakan mulut D’Baby yang seolah-olah sedang minum – menakjubkan.

Dari Bidan Poer ke Bidan Ida

Mungkin tak banyak yang melakukan pindah bidan seperti Bunda. Iya, Bunda menyadari memang lebih baik ketika pemeriksaan awal kehamilan hingga proses persalinan cukup ditangani oleh satu bidan saja. Ya, pastinya tujuannya agar pas hari H, bidan sudah mengetahui secara jelas perjalanan Bunda dan D’Baby dari bulan ke bulan.

But, keputusan Bunda dan Ayah untuk pindah bidan adalah karena ingin dekat dengan orang tua kandung Bunda. Berhubung waktu awal nikah, kehamilan, dan dekat dengan tempat kerja – Bunda pun hijrah ke Bekasi, rumah orang tua Ayah. Nah, pas mendekati kelahiran kok rasanya lebih afdhol jika dekat dengan ibu yang melahirkan Bunda, yang tinggal di Depok. Jadi deh, keputusan pindah pun diambil.

Uniknya, pas periksa ke Bidan Ida (Depok) – awal masuk disambut seorang perempuan muda. Bunda dan Ayah berpikiran sama, yupz ini pasti asisten Bidan Ida. Dugaan itu benar, karena perempuan tadi hanya memeriksa tekanan darah Bunda saja. Selang beberapa menit, datang perempuan muda yang berbeda lagi, Bunda dan Ayah saling menoleh. Mungkin dalam hati Bunda dan Ayah sama lagi, masa sih ini Bidan Ida?. Rasanya, terlalu muda. Kebimbangan makin kuat kala perempuan itu duduk dan menanyakan beberapa hal ke Bunda seperti biodata dan sebagainya.

Maaf, tanpa mengecilkan perempuan itu, Bunda sempat ragu. Selain usianya yang masih muda, perempuan tersebut sempat latah ketika menjatuhkan pulpen dari tangannya. Kebayang dong? Kalau hal ini terjadi ketika proses persalinan berlangsung???. Maklum saja, ini adalah suatu proses penting dalam kehidupan Bunda. Dimana, Bunda harus melahirkan generasi baru dengan semaksimal mungkin.

But, ketakutan itu buyar. Sosok Bidan Ida pun muncul. Ia terlihat cantik dan penampilannya terlihat “segar”. Ramah pula. Bunda pun tak ragu lagi. Semoga Bidan Ida bisa membantu proses kelahiran Bunda dengan lancar. Dan, pastinya tak lepas dari Sang Pencipta – Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar