05 Mei 2010

D’Luna+”S”+”H”=All About Pempers

Akhirnya, Bunda memutuskan untuk mengenakan pempers pada D’Luna (4 bln). Ceritanya… dimulai ketika Bunda dapat pempers Sweety dari teman kantor (hasil liputan-red). Bingung, mau dipakaikan kapan yach? Berhubung penasaran Bunda pakaikan saja sama D’Luna sekalian lihat respon D’Luna kalau pakai pampers – nyaman atau tidaknya.

Awal pakai, Bunda jadi sering ngecek pempers yang dipakai D’Luna. Mau lihat, apakah pipisnya sudah banyak, pup, bahkan terjadi iritasi atau tidaknya. Pokoknya sebentar-sebentar ‘ngintip’ pempers dari balik celana D’Luna

Bicara mengenai iritasi pada kulit bayi, Bunda pernah mengetetahui dari hasil penelitian (Paller AS, Mancini AJ. Hurwitz Clinical Pediatric Dermatology, 3rd Ed. 2006) mengungkapkan bahwa kesehatan kulit bayi menunjukkan bahwa satu dari tiga bayi dan balita pernah menderita ruam popok.

Nah, dari itulah Bunda belum terlalu berani memakaikan pempers setiap hari, Bunda memutuskan untuk mengenakannya pada malam hari saja. Pertimbangannya sih, biar D’Luna nyenyak tidur. Begitu juga Bunda.

Cari sana-sini info tentang pempers dan sebagainya. Eh, ‘ndilalah Bunda dapat undangan dari Inke Maris & Associates untuk menghadiri acara Huggies @ Hotel Nikko Jakarta. Acara diskusi tersebut menghadrkan Dr. Tina Wardhani Wisesa, SpKK (K) – dokter spesialis kulit dan kelamin dari Klinik Sakti Medika Tebet serta Benny Setiawan, Marketing Manager PT Kimberly-Clark Indonesia.

Dari acara tersebut, Bunda jadi tahu bahwa penyebab terjadinya ruam popok dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah fungsi kulit yang belum sempurna – walaupun saat lahir, bayi sudah memiliki struktur kulit yang sama dengan kulit dewasa. Selain itu, masalah kulit bayi juga dipengaruhi oleh kondisi iklim tropis di Indonesia yang lembab sehingga dapat memperbesar risiko iritasi pada bayi.

Kenapa kulit bayi jadi sensitif? Ini disebabkan oleh fungsi-fungsinya yang masih terus berkembang – terutama pada lapisan epidermis atau lapisan terluar kulit. Bagian ini berfungsi untuk memberikan perlindungan alami pada kulit dari lingkungan sekitarnya. Kulit sensitif bayi sangat rentan terhadap bahan-bahan yang menimbulkan iritasi kulit terutama pada bagian sekitar alat kelamin, bokong, dan pangkal paha bagian dalam. Area ini sangat sensitif, sehingga diperlukan penanganan yang benar dan perhatian ekstra untuk menghindari terjadinya masalah kulit.

Trus, Bunda jadi tahu penyebab ruam popok disebabkan oleh penggunaan popok yang salah sehingga terjadi iritasi yang dipicu oleh urin dan feses bayi. Nah, urin dan feses yang tertutup popok akan menimbulkan tumbuhnya kuman – terutama jamur CANDIDA.

Ruam biasanya berwarna kemerahan disertai dengan lecet ringan dan gatal. Gejala ruam terlihat dari kemerahan pada daerah bokong yang mencembung – di kulit yang menempel dengan popok dan daerah lipatan kulit. So far, D’Luna baik-baik saja mengenakan pempers baik Sweety (yang endorsernya Indi Barends) dan Huggies Ultra.

Fakta yang menarik, memang masih banyak para mommy yang menganggap penggunaan popok tradisional atau popok kain lebih baik dibandingkan popok modern. Namun, perlu dicatat, bahwa popok kain sebenarnya memiliki daya serap yang rendah sehingga menyebabkan kulit bayi menjadi lembab dan lebih lanjut menyebabkan ruam. Bunda jadi lega dan tidak was-was mengetahui hal ini.

Lantas, popok yang seperti apakah yang ideal?

1. Popok yang mempunyai daya serap besar (superabsorbent).
2. Dapat menyerap cairan tanpa mengganggu aliran udara.
3. Terdapat indikator daya tampung.
4. Bantalannya (pad) menyerap secara ultra dan membantu menahan kebasahan.
5. Mampu membendung hingga 12 jam atau 8 kali pipis sepanjang malam.
6. Terbuat dari bahan yang menyerupai kain dan berpori sehingga mampu menjaga sirkulasi udara tetap lancar.
7. Sisi karet pinggang elastis dan lembut.
8. Memberikan rasa pas dan nyaman saat digunakan.
9. Memiliki perekat yang lembut, mudah dipasang dan direkatkan kembali tanpa mencederai kulit bayi.

Sekarang, pakai pempers jadi tidak khawatir lagi. Bahkan untuk ruam popok sekalipun. Intinya, jeli dalam memilih pempers yang cocok, nyaman, dan aman.

3 komentar:

  1. Hallo Bunda D'Luna, waah reviewnya lengkap jg yah ;-). Kalo nurutku sih gpp lah bayi dipakein pospak/diapers krn selain bobonya lebih nyenyak, cucian jg gak numpuk kan? Asal rajin2 aja gantiin diapersnya biar ga kena ruam popok.

    Anakku (Danis, sekarang 2th) sejak bayi udah aku pakein diapers kok bun, dan alhmd gak pernah tuh kena ruam popok, tp justru skr aku nyesel kenapa ga pakai Cloth Diaper aja dari awal. Karena ternyata klo diitung-2 pengeluaran utk beli diaper itu buanyak banget loh, hehehe...

    Salam ya utk D'Luna ;-)

    BalasHapus
  2. eh, D'Luna dah gede yaa.. apa kabar?

    kalo zaheer pake diapers nya ga full seharian, malem aja karena emang gak betahan. pakenya juga yang bentuk pants (celana) bukan yang pake perekat, lebih nyaman.

    BalasHapus
  3. hhm.... gitu ya Bund
    thanks atas infonya ya Bun...

    saya masih suka pake popok manual tradisional...
    pake pampers kalo pas pergi keluar rumah aja..

    BalasHapus