15 April 2010

Yipiii... Luna Mudik!

Mudik. Ini perjalanan pertama D’Luna yakni dari Babelan,Bekasi Barat menuju Depok. Sebenarnya, Bunda sudah lama berniat mengajak D’Luna ke Depok, tetapi ada saja kendalanya. So, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mewujudkan hak tersebut (2/4).

Pertama, yang menjadi pertimbangan sebelum memutuskan mengajak D’Luna mudik antara lain:

1. Berhubung hanya punya moda transportasi roda dua, maka transportasi apa yang akan digunakan untuk memberikan kenyamanan D’Luna.
2. Sebelumnya, D’Luna belum pernah diajak jala-jalan. Paling jauh yach keliling komplek rumah. Jadi, takutnya D’Luna belum siap dengan kondisi perjalanan yang bisa mengakibatkan rewel, enggak betah etc.
3. Barang-barang apa saja yang dibawa, karena mayoritas semuanya penting.

Nah, poin pertama adalah yang paling membingungkan. Secara punya motor, Bunda maunya naik motor karena lebih cepat dlam perjalananan. Sedangkan, Ayah maunya naik angkutan umum saja karena kalau naik motor, kasihan D’Luna kena polusi lebih banyak. Setelah diskusi, akhirnya memutuskan untuk naik kereta Express AC.

Untuk sampai ke Stasiun Bekasi, dari rumah naik mobil angkot 09 – tidak terlalu jauh kok. Tapi, yach namanya juga angkot, si supir tidak melihat kondisi penumpangnya – yang penting setoran jadi deh D’Luna susah-susah gampang tidur. Mau merem, tiba-tiba, GUBRAK! Heehehee… Bunda ngeliatnya kasihan, tapi mau gimana lagi…

Sampai di Stasiun Bekasi, ow..oww..ooowww… penuh penumpang! duh, enggak kebayang deh gimana sesaknya tuh kereta. Eit, tapi Bunda bisa bernafas lega karena kan naik Express AC. Ayah pun ngantri, tapi pas sampai loket, kereta Express AC-nya baru jalan jam 11 siang. Padahal, jam saat itu menunjukkan angka 9, kebayang dong harus nunggu 2 jam. Mungkin, kalau Bunda, Ayah, dan Mama tidak masalah, tapi bagaimana dengan D’Luna???

Pikir-pikir, apa rencana mudik di batalkan saja? Sedikit lucu juga sih kalau ini kejadian. Tapi, dengan pertimbangan matang, Ayah pun membeli tiket Ekonomi AC Jurusan Bekasi-Kota. So, bismillah aja pas waktu pegang karcis. Jreeenggg… kereta datang juga. Prediksi-prediksi D’Luna akan rewel, nangis, etc tidak terbukti. Untungnya, perasaan itu cuma ketakutan Bunda saja.

Sampai di Stasiun Kota, lancar dan melanjutkan perjalanan menggunakan Express AC Jurusan Kota-Depok. Karena pas jalan hari Jumat, yang mitosnya hari paling panas dari hari lainnya, Bunda, Mama, dan D’Luna pun melanjutkan perjalanan naik Becak. Fuih…

Nah, sampai deh di rumah Depok. Keluarga sudah ngumpul. Ada Tante Tuti dan mamanya, Tante Dewi dan Alin, Om To’at. Wuih… reme banget nih!!!

Trus, gimana sih tingkah polah D’Luna selama di Depok? sama enggak yach kayak di Bekasi? Simak cerita selanjutnya yach…








Tidak ada komentar:

Posting Komentar